Minggu, 23 Oktober 2016

Hidup Ini Untuk Apa?

Ada sesuatu yang superr banget hari ini yang membuat saya tergugah untuk menshare.. Jadi hari ini saya menghadiri sebuah acara, namanya Upgrading Sekolah Quran UNS.  Salah satu tamu istimewa yang diundang sebagai pemateri di Aula Masjid Nurul Huda ini, yaitu Ustaz Asep Maulana. Nah, ada yang menarik nih dari Ustaz Asep Maulana ini.
Beda dari pemateri kebanyakan, beliau lebih memilih untuk memberikan penuturan singkat sebagai kata pengantar yang menjawab pertanyaan dari "Kenapa Saya Harus Membaca atau Menghafal Quran?" Selanjutnya, beliau mempersilakan peserta uprading untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui. Jadi, bukan pemaparan yang panjang lebar yang diberikan, melainkan hal-hal yang memang ingin kita ketahui dan kita butuhkan.
Metode ini yang dari dulu saya tunggu-tunggu, karena saya juga berpikir hal yang sama seperti Ustaz ini. Dengan peserta yang pertama kali memberi feedback, seseorang sebagai pembicara mencapai tujuannya, yaitu supaya audiensinya mendapatkan "sesuatu" dari acara itu. "Sesuatu" yang memang diperlukannya.

Oke, saya buat ringkasannya jadi bentuk poin-poin aja ya, supaya menghemat kata hehehe
Pertanyaan Pokok: Hidup Ini Untuk Apa?
1. Apakah kalian tahu, apakah sesuatu yang hakikatnya dibutuhkan oleh seorang manusia?
Coba kita lihat tarzan... Seorang manusia yang hidup di tengah hutan belantara. primitif. Sebatang kara. Hanya hidup bersama dengan hewan-hewan hutan. Kalau saja kisah hidup tarzan bukan fiktif, sangat mungkin bahwa tarzan akan berpikir.. Berpikir tentang apa yang harus ia yakini. Contoh lain selain tarzan, yaitu Nabi Ibrahim a.s. Pernah denger kan kisah inspiratifnya? Beliau mecari siapa tuhannya. Beliau mencari sendiri "keyakinan" itu. Kenapa? karena manusia butuh untuk yakin!
2. Sekarang ini, banyak masyarakat negara lain yang mulai memeluk agama Islam. Meskipun saya ga tau berapa data kuantitatifnya, tapi banyak orang-orang yang beralih agama menjadi Islam. Kira-kira kenapa? Apakah karena orang-orang Islam itu pintar-pintar, sukses? Bukan. Jawabannya: karena mereka mendapat hidayah (itu sudah pasti), lebih jauh lagi... Karena mereka mendapat "sesuatu" yang bener-bener mereka butuhkan dari Islam. Apa itu? That is.. the way of life.. Pedoman hidup. Keyakinan tadi, dan pandangan hidup.
3. Yuk sejenak kita tengok negara Korea, negara ginseng yang terkenal dengan pesatnya perkembangan industri perfilman, drama, dan budaya. Ternyata... Negara Korea sesungguhnya sedang kritis. Kritis dalam hal pandangan hidup. Saya pribadi pernah membaca artikel mengenai bintang Korea yang bunuh diri. dan memang Korea sendiri termasuk negara dengan penduduk yang terbanyak bunuh dirinya. Kira-kira kenapa ya? Karenaaaa.... mereka memiliki pandangan hidup yang sempit! Bagi mereka, hidup adalah untuk karir. Hidup adalah untuk pekerjaan, atau hidup adalah untuk jodoh atau bahkan hal-hal lain. Jadi, ketika karir, pekerjaan, atau jodoh atau hal-hal lain yang mereka jadikan tujuan itu tidak tercapai atau gagal, mereka memilih untuk mengakhiri hidup. Karena ga ada lagi tujuan hidup mereka yang lain. Miris ya...
4. Nah, beda dengan masyarakat Korea, dan beda dengan yang lain. Islam sebagai agama memberikan konsep tentang hidup. Apakah kalian tahu, bahwa seorang Immanuel Kant, yang sering kita denger di buku-buku fisika itu, yang rupanya seorang ateis pun, memercayai sebuah prinsip yang adalah prinsip orang yang beragama! Agak ribet ya kata-katanya :D jadi Immanuel Kant bilang, kurang lebih begini... "Hidup itu tidak adil! Banyak orang yang sebenarnya benar dan jujur tapi kalah di pengadilan. Banyak orang yang baik dan benar tapi justru terzalimi. PASTI ada dunia lain selain dunia ini". Jadiii.. Menurut Immanuel Kant, ada dunia lain setelah dunia imi yang akan membalas ketidakadilan itu.. Inilah yang disebut dengan "Akhirat" dalam agama Islam.
5. WAAAH, berarti hidup ini menurut Islam itu bukan cuma untuk pekerjaan, karir, jodoh, atau keluarga ya... Jadi hidup ini untuk BEKAL menghadapi dunia setelah dunia ini.
6. BEKAL apa aja? Menurut saya pribadi... Pekerjaan, karir, jodoh, itu bisa dijadiin bekal.. Tapi itu bukan tujuan akhir. Pekerjaan, karir, jodoh, atau hal duniawi lainnya.. Menjadi sarana-sarana bagi seorang muslim untuk mencapai tujuan kebahagiaan akhirat. Intinya yah, balik lagi deh ke "menjalani perintah Allah dan menjauhi larangannya". Karena persoalan karir, pekerjaan, jodoh, dan keseluruhan persoalan hidup manusia... Sesungguhnya juga ada pengaturannya dalam Islam.

"Life is not the amount of breaths you take, it's the moments that take your breath away".
(The Hitch)

"We have one life. It soon will be past. What we do for God is all that will last".
(Muhammad Ali)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar