Helen Keller, biasa ia dikenal oleh masyarakat dunia, adalah nama kecilnya yang bernama lengkap Helen Adams Keller. Dilahirkan di sebuah rumah bernama Ivy Green, tepatnya di Tuscumbia, Alabama, Amerika Serikat, pada 27 Juni 1880. Seorang Helen termasuk keluarga terpandang, walaupun saat ia dilahirkan, keluarganya termasuk sederhana. Berasal dari ayah yang merupakan keturunan Alexander Spottswood, seorang Gubernur Kolonial dari Virginia, Amerika Serikat, ibunya juga merupakan keturunan keluarga dari New England, yang termasuk kelompok Hales, Everetts, dan Adamses.
Saat Helen lahir, ia anak yang normal dan bahkan termasuk aktif dalam bertindak. Moodnya cenderung stabil dan tidak lambat dalam berpikir. Namun di usia 1 tahun 7 bulan, sebuah penyakit demam tinggi berjenis Skarlantina (Scarlet Fever) berat telah menyerang tubuhnya sehingga ia mengalami sakit tenggorokan dan peradangan pada kulit (ruam). Penyakit inilah yang berdampak besar pada hidupnya kelak. Karena akibatnya, ia kehilangan fungsi pendengaran dan penglihatan. Untuk melampiaskan rasa frustasi, Helen kecil belum bisa berbicara sehingga hanya menyampaikan ekspresi lewat gerak tubuh seperti memukul dan menyerang tanpa terkendali jika tidak mendapat apa yang ia inginkan.
Menghadapi kondisi yang menyedihkan tersebut, ayah dan ibu Helen mendapat kabar bahwa dampak dari penyakit demam itu tidak dapat disembuhkan. Namun mereka tidak berputus asa, dan akhirnya memutuskan untuk mencari seorang guru yang dapat mengajari Helen tentang dunia.
Saat itu Helen berumur kurang lebih 7 tahun. Pada Maret 1887, ia bagaikan menemukan mata air di tengah gurun pasir. Ia telah kedatangan seorang guru bernama Anne Mansfield Sullivan, perempuan berumur 20-an yang juga pernah mengalami kebutaan pada usia 4 tahun karena penyakit mata Trakoma. Namun Anne Sullivan lebih beruntung karena sebuah operasi mata dapat menyembuhkan penglihatannya walaupun tidak memulihkan 100%.
Pendidikan yang diberikan Anne kepada Helen dimulai dengan pengajaran berupa penggunaan sistem komunikasi melalui gerak jari tangan, selain itu pendidikan rumah juga diajarkan seperti tata etika dan perasaan awal untuk mengenal dunia. Hal tersebut tidak-lah mudah, karena Helen termasuk anak yang liar dan sulit diatur. Namun kemauan dan tekad Anne telah bulat dan kuat, hingga akhirnya ia meminta izin kepada ayah dan ibu Helen untuk tinggal bersama Helen sementara waktu dan mendidiknya terpisah di sebuah rumah yang masih dekat dengan kediaman keluarga Keller. Kemudian ayah Helen memberi batas waktu 2 minggu, 14 hari perjuangan Anne Sullivan untuk membuat Helen mengerti dunia. Karakter Helen pada masa itu bukan tak berkembang, namun kurang terarah karena keterbatasan fisiknya dalam merespon dan mengetahui rangsangan. Ia bisa mencomot sesuka hati makanan-makanan yang ada di semua piring di meja makan, sengaja menjatuhkan serbet dari posisi duduknya, dan makan tanpa sendok dan garpu. Anne adalah seseorang yang tegas, dan sebagai balasan bila berbuat nakal, Helen akan ditolak saat ia ingin diejakan kata-kata oleh Anne melalui komunikasi gerak jari tangan.
Sampai batas akhir waktu untuk mendidik Helen secara individual, Anne Sullivan sebenarnya masih membutuhkan tambahan waktu untuk membuat Helen memahami etika sehari-hari. Namun apa daya, karena ketidaksukaan keluarga Keller yang merasa bahwa Helen tertekan, maka terpaksa Helen kembali ke rumahnya, beserta Anne Sullivan yang juga ikut dengannya. Pengenalan yang Anne berikan saat mendidik Helen secara individual belum terlalu membekas dalam diri Helen, hingga Helen akhirnya kembali berperilaku buruk di waktu makan malam bersama keluarga. Penegasan datang dari Anne Sullivan, kepada keluarga Keller agar ia diberikan waktu kembali untuk mendidik Helen, agar pelajaran yang didapat Helen tidak-lah hilang. Akhirnya dengan kerelaan, keluarga Keller mengizinkan.
Peristiwa penting yang juga mengubah hidup Helen terjadi di depan sebuah pompa air hitam, yang terdapat di Alabama, Tuscumbia Selatan, Amerika Serikat. Kala itu Anne sudah mengetahui bahwa Helen termasuk anak yang cepat belajar, cepat melakukan walaupun belum bisa mengerti. Anne bersikeras untuk membuat Helen memahami mengenai arti kata-kata, namun hal itu termasuk sulit. Akhirnya, di depan pompa air itu, Anne Sullivan berulang-ulang kali memompakan air ke telapak tangan Helen, dengan terus mengejakan Helen dengan tangannya mengenai apa yang ia pompakan itu, yang merupakan air. Bagai disengat listrik, Helen kecil kemudian tersadarkan mengenai arti dari lingkungan alam di sekitarnya. Rasa ingin tahunya yang memuncak membuat ia terus meraba banyak benda di sekitarnya dan meminta Anne untuk mengejakannya. Sebuah hal manis terjadi, ketika Helen meraba Anne dan meminta ejaan untuk sosoknya, Anne pun mengejakan bahwa ia adalah Guru. Helen pun berkembang pesat hingga akhirnya telah berhasil mengetahui 625 kata dalam waktu 6 bulan.
Di usianya yang 10 tahun, Helen telah mahir dalam membaca huruf Braille dan belajar memakai mesin tik. Saat usianya mencapai 16 tahun, ia telah berencana memasuki sekolah persiapan dan perguruan tinggi. Helen-pun akhirnya memasuki Perkins School for the Blind, tempat Anne pernah menimba ilmu. Di sekolah tersebut Helen kembali berkembang dengan mempelajari bahasa Yunani, Perancis, dan Latin. Ia melanjutkan pendidikan SMA-nya di Cambridge dan memupuk harapan besar untuk melanjutkan ke Universitas Radcliffe.
Menuntut ilmu di sekolah normal membuat Helen harus berusaha lebih ekstra dalam belajar. Sang guru besarnya Anne Sullivan benar-benar berjasa banyak, selain mendampingi, ia juga terus setia membimbing mental Helen.
Jalan tidak mulus sering ditemui Helen, saat mendaftar masuk ke Radcliffe, pimpinan penerimaan murid menemuinya dan menyatakan khawatir bila Helen berusaha keras hanya untuk gagal. Universitas tersebut akhirnya menolak Helen pada 1899.
Karakter tekad kuat Helen rupanya telah terbentuk, karena setelah peristiwa itu ia tidak serta merta menerima beasiswa dari Cornell University dan University of Chicago yang ia dapatkan. Ia justru mempersiapkan lebih matang lagi dirinya untuk menghadapi tes masuk ke Radcliffe di kesempatan berikutnya.
Dengan usaha kerasnya, pada 1900 Helen akhirnya diterima sebagai siswa di Radcliffe. Pada masa ini ia juga tidak menyia-nyiakan kesempatan, ia tetap menyalurkan bakatnya dalam menulis dan mengarang. Helen mengedit sebuah naskah tulisan yang diberi judul "The Story of My Life", yang juga merupakan buku pertamanya yang diterbitkan pada 1903. Helen benar-benar memanfaatkan segala potensinya, karena ia tidak berhenti sampai di sana. Ia mendirikan sebuah organisasi bernama Hellen Keller International (HKI) bersama seorang temannya, George Kessler. Organisasi ini mengambil fokus pada orang-orang yang mengalami keterbatasan fisik seperti dirinya, dan bertugas mengadakan penelitian seputar mata dan gizi.
Pada 28 Juni 1904, Helen lulus dari Radcliffe University dengan gelar Bachelor of Arts dan mendapat predikat Cum Laude. Sementara itu, sang guru, Anne akhirnya menemukan sosok idamannya dan menikah dengan John Macy pada 1905. Sayang hubungan pernikahannya tidak terlalu baik hingga akhirnya bercerai 8 tahun kemudian, tahun 1913.
Kehidupan Helen setelah lulus dari Radcliffe University benar-benar diabdikan untuk memajukan nasib dari orang-orang yang memiliki kondisi sama atau hampir sama sepertinya. Beberapa tulisan yang ia buat setelah ia lulus adalah "The World I Live in" (ditulis selama tinggal bersama guru Anne dan suaminya), "Teacher : Anne Sullivan Macy" (buku mengenai Anne Sullivan yang diterbitkan pada 1955, setelah kematian Anne Sullivan).
Hubungan antara Anne dan Helen seperti anak dan ibu kedua, karena keduanya benar-benar saling peduli dan menyayangi satu sama lain. Helen dan Anne melakukan tur bersama keliling dunia, menuju lebih dari 39 negara, untuk berbagi mengenai pengalaman mereka. Ia tak kenal lelah karena ia juga melakukan kampanye, berkunjung ke Jepang dan bertemu dengan beberapa presiden Amerika Serikat, serta berteman dengan beberapa orang ternama seperti Mark Twain dan Charlie Chaplin.
Pada 1920, Helen membantu untuk mendirikan Civil Liberties Union (UCLA) dan pada 1921, ibu Helen meninggal dunia hingga Anne menjadi satu-satunya orang yang terus berperan kemudian. Namun setahun kemudian, Anne mengidap penyakit bronchitis akut dan akhirnya peran untuk penjelasan dalam ceramah Helen diambil oleh Polly Thomson, yang mulai menjadi sekretaris Helen dan Anne sebelumnya pada 1914. Bersama Polly, Helen mengadakan tur dunia untuk menggalang dana bagi penderita tuna netra. Kesehatan Anne terus memburuk hingga akhirnya meninggal pada 20 Oktober 1936.
Polly Thomson, ternyata juga mengalami kematian lebih dulu dibandingkan Helen. Pada 21 Maret 1960 ia yang telah mengidap stroke menghembuskan napas terakhirnya. Setelah itu, wanita yang mengurus Helen hingga tahun terakhirnya adalah Winnie Corbally, perawat yang sebelumnya merawat Polly yang sakit.
Kehidupan Helen tidak kandas begitu saja walaupun ditinggal oleh orang-orang yang ia sayangi dan yang menyayanginya. Helen tetap melajutkan kampanye hingga akhirnya aktivitasnya merambah ke Benua Asia, yaitu Indonesia. Helen sempat mengunjungi Indonesia pada 1955 dan bertemu dengan Presiden Soekarno. Helen datang untuk mendiskusikan kepentingan bersama bagi anak-anak buta di Indonesia. Ia meninggalkan sebuah mesin cetak Braille, melakukan kampanye pentingnya vitamin A bagi balita, menerapkan komitmen untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus, dan juga meninggalkan 200 mesin ketik.
Hidup Helen Keller adalah indah dan istimewa. Dengan kekurangannya ia dapat membuat dunia lebih baik dan menginspirasi berbagai kalangan. Kisah hidupnya telah banyak diabadikan dalam bentuk film dan buku, seperti autobiografinya "My Religion", artikel khusus mengenainya yang ditulis oleh Michael Anagnos, film berjudul "Deliverance", sandiwara "Vaudeville", film dokumenter berjudul "Invisible", film "Helen Keller in Her Story", film "Miracle Worker", dan surat Barack Obama mengenai Helen Keller pada buku Obama berjudul "A Letter to My Daughters", serta masih banyak lagi berupa organisasi yang diwakilinya dan kontribusinya pada peran politik bidang sosialis dan di kalangan masyarakat buruh.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, di bulan Oktober 1961 Helen mengalami serangan stroke pertama yang membuat ia harus dirawat di rumahnya di Arcan Ridge. Ia sempat dianugerahi medali kemerdekaan, meraih 2 piala Oscar untuk filmnya, penghargaan tertinggi yang diberikan negara kepada penduduk sipil, dan pada 1962 terpilih menjadi salah satu wanita yang diabadikan di Hall of Fame di sebuah pameran dunia New York.
Meninggal pada 1 Juni 1968 pada usia 88 tahun, jenazah Helen dikremasi di Bridgeport, Connecticut dan abu dirinya disimpan di Katedral Nasional, Washington, diletakkan bersebelahan dengan abu Anne Sullivan dan Polly Thomson.
Helen tidak meninggal tanpa mewarisi apa-pun. Kata-kata bijaknya yang masih dapat dilihat pada zaman sekarang seperti memberi tahu pada dunia bahwa ia masih ingin terus untuk memajukan dunia ini. Hatinya sangat baik karena rela berbagi dan berkotribusi pada kepentingan orang banyak. Ia membuktikan terlebih pada dirinya sendiri, bahwa untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat global, kita membutuhkan ketulusan dan keikhlasan, usaha, serta doa atas izin Yang Maha Kuasa.
"Aku adalah diriku. Aku tidak dapat melakukan banyak hal. Namun aku mampu melakukan sesuatu. Aku tidak akan menolak untuk melakukan sesuatu yang sanggup kulakukan." (Helen Adams Keller).
Identitas
1. Nama: Helen Adams Keller
2. Tempat Tanggal Lahir: Tuscumbia, Alabama, 27 Juni 1880
3. Ayah dan ibu: Kapten Arthur Keller dan Kate Keller
4. Pendidikan, Pekerjaan:
-High School: Perkins Institute for the Blind (1888-1894)
-High School: Wright-Humason School for the Deaf (1894-1888)
-University: Radcliffe College (1904)
-American Civil Liberties Union
-NAACP
-Presidential Mental of Freedom (1964)
-French Legion of Honor
-National Women's Hall of Fame (1973)
-Missing Eye Both Surgically Removed (1930)
-Risk Factors: Meningitis, Blindness, Deafness
5. Karya:
-The Story of My Life (1902)
-Optimism: An Essay (1093)
-The Spirit of Easter (1904)
-Our Duties to the abalind (1904)
-The World I Live In (1908)
-The Practice of Optimism (1909)
-The Song of The Stone Wall (1910)
-The Miracle of Life (1910)
-Out of the Darks: Essays, Letters, and Adresses on Pyhsical and Social Vision (1913)
-My Religion (1927)
-Midstream: My Later Life (1929)
-We Bereaved (1929)
-Double Blossoms (1931)
-Peace ant Eventide (1932)
-Helen Keller in Scotland: A Personal Record Written By Herself (1933)
-Helen Keller's Journal (1938)
-Let Us Have Faith (1940)
-Teacher: Anne Sullivan Macy: A Tribute By The Foster Child of Her Mind (1955)
-The Open Door (1957)