Penulis : Windhy Puspita
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 256 halaman
Tahun Terbit : 2007
Harga : Rp 33.000,00
Halo semuaa! Dalam postingan kali ini saya akan
berbagi. Mengenai sebuah buku yang sejak lama saya baca dan saya sadari..
Sangat bagus.
Berawal dari pertemuan tak sengaja antara kedua
tokoh utama, Windhy Puspita memulai kisahnya. Kala itu Dhinar bertemu dengan
Dinar di sebuah toko buku. Dhinar yang menyentuh satu-satunya komik Conan yang
tersisa dikejutkan oleh pekikan Dinar yang kecewa. Buku menjadi hak milik
Dhinar dan mereka berdua tidak berkenalan. Dari segi opening yang misterius ini
Windhy Puspita berhasil membuat pembacanya merasa tertarik untuk peristiwa
selanjutnya.
Kehidupan kedua tokoh utama (Dhinar dan Dinar)
dilukiskan dengan perbedaan yang sangat kentara. Bukan saudara dan bukan teman
sepermainan, tingkah serta sifat dari keduanya-pun sangat bertolak belakang.
Dhinar yang pemalu, kutu buku, sinis, tertutup, jauh berbeda dengan Dinar yang
berani, periang, dan penganut asas 'kebebasan' dalam hidup. Menyelami setiap
kejadian, penulis menggambarkan alur maju yang menarik. Dhinar dan Dinar tidak
saling mengenal di toko buku, sehingga cerita berlanjut pada kehidupan sehari-hari
mereka. Dhinar introvert, menduduki peringkat kesatu setiap penerimaan rapor.
Dan Dinar yang ekstrovert, luas pergaulan, dan urakan. Dinar sudah memiliki
tambatan hati bernama Erwan Saputra. Nama itu ia ubah menjadi Sapu dan hanya ia yang
boleh memanggilnya begitu.
Penulis memaparkan setiap bagian dalam buku
dengan bergantian, antara kehidupan Dhinar dan Dinar. Dhinar mendapat
pengawasan ketat dari orang tuanya perihal pelajaran dan masa depan. Dhinar
dipaksakan untuk memasuki jurusan kedokteran dan pembatasan mengenai jadwal
membaca. Sesungguhnya, hobi yang sangat ingin dilakukan oleh Dhinar adalah
membaca komik. Sejak kecil, Dhinar bermain 'kucing-kucingan' dengan ibunya.
Sejak ketahuan dan seluruh komik dibakar, Dhinar selalu menyimpan
komik-komiknya dengan sangat rahasia.
Singkat cerita, Dhinar dan Dinar yang bertolak
belakang akhirnya bertemu di sebuah kursus bahasa Jepang dan di sebuah
organisasi pecinta manga.
Dalam bukunya, Windhy Puspita memasukkan
kata-kata dan kalimat dalam bahasa Jepang beserta artinya. Sehingga membuat
pembaca menjadi bertambah wawasan.
Penuturan kisah dan alur berjalan menarik. Dan
tak ada kata bosan untuk berulang kali dibaca.
Pesan yang dihadirkan juga menyentuh, dan
biasanya merupakan titik masalah banyak remaja : penentuan masa depan yang
melibatkan paksaan orang tua.
Berakhir dengan "happy ending", kisah
ini membuat para pembacanya menyadari satu hal : hidup bukan karena orang lain,
dan jalan hidup adalah bagi orang yang menjalaninya. Berani untuk memilih,
berani untuk bertanggungjawab atas pilihan yang dipilih.
Bagaimana? Tertarik membaca? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar